Sunday, March 25, 2018

8:00 PM

MISA MINGGU PALMA, 25 MARET 2018 OLEH PASTOR YANO MSF

MISA MINGGU PALMA, 25 MARET 2018 OLEH PASTOR YANO MSF - Memasuki pekan suci 2018 dalam lingkaran Paskah, Minggu palma jatuh pada tanggal 25 Maret 2018 yang juga bertepatan dengan Hari Raya Kabar Sukacita (Maria Menerima Kabar Sukacita dari Malaikat Gabriel).

Misa Minggu palma dipimpin oleh Pastor Yano MSF.




Adapun isi permenungan Minggu Palma akan kami sertakan pada kesempatan selanjutnya menungggu hasil editan di link youtube. trimakasih.
(AJM)

Friday, February 9, 2018

7:48 PM

SELAYANG PANDANG PAROKI ST. YOSEF PEKERJA JUATA PERMAI, TARAKAN

Paroki Santo Yosef Pekerja Juata adalah paroki Gereja Katolik Roma yang masuk dalam Keuskupan Tanjung Selor; berpusat di Kelurahan Juata Permai - Kecamatan Tarakan Utara, di Kota Tarakan - Pulau Tarakan - Kalimantan Utara.

Paroki Juata, atau Paroki Juata Permai, merupakan pemekaran dari Paroki Santa Maria Imakulata, Tarakan; diresmikan menjadi paroki pada 10 Juli 2011 oleh Uskup Tanjung Selor saat itu Mgr. Yustinus Harjosusanto MSF (sekarang menjadi Uskup di Keuskupan Agung Samarinda), dan penggembalaannya diserahkan ke para imam dari Kongregasi Misionaris Keluarga Kudus (MSF).



Paroki Juata awalnya dirintis oleh para pastor Oblat Maria Imakulata (OMI). Wilayah Paroki Juata mencakup beberapa kecamatan di Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Tana Tidung. Para suster dari tarekat Kongregasi Pengikut Yesus (CIJ) juga membantu pelayanan di paroki ini dalam bidang pendidikan.

Umat di wilayah pusat paroki, Kelurahan Juata Permai, pada awalnya adalah para karyawan perusahaan kayu di PT. Intracawood Manufacturing, namun saat ini hanya sekitar 40% yang masih bekerja di perusahaan tersebut, sisanya adalah pendatang baru, atau karyawan yang sudah mundur dan bekerja atau membuka usaha di tempat lain. 

Bangunan gereja yang digunakan saat ini diresmikan pada 08 September 2002 oleh Wali kota Tarakan. Per bulan Desember 2017 terdapat 5 lingkungan yakni:

  1. Lingkungan St. Katarina, terdiri dari 3 basis (KBG): St Fransiskus, St Bernadeta, St Klara
  2. Lingkungan St. Vinsensius, terdiri dari 4 basis: St Antonius, St. Mikael, St Getrudis, St Stefanus
  3. Lingkungan St. Yohanes, terdiri dari 2 basis: St Anna dan St Eugenius
  4. Lingkungan St. Benediktus, terdiri dari 3 basis: St Teresia, St Petrus, St Matius
  5. Lingkungan St. Andreas Persemaian, terdiri dari 2 basis: St. Rafael dan St Antonius

Paroki Juata mempunyai 3 stasi, yakni:

1. Stasi St. Ambrosius Juata Laut


Pusat stasi terletak di Jl. Pangeran Aji Iskandar, Rt 04, di Juata Laut - Tarakan Utara. Jarak dari pusat paroki adalah sekitar 6 km dan dapat dtempuh dengan kendaraan baik roda dua maupun roda tiga. 

Bangunan gereja yang pertama diresmikan pada 6 Juni 1985; sejak 25 April 2011 mulai dibangun gereja yang baru karena bangunan sebelumnya sudah tidak dapat menampung umat yang semakin banyak. Stasi Juata Laut terdiri atas 2 basis yaitu St Andreas dan St Monika. Kelompok kategorial yang berkembang di stasi ini adalah Wanita Katolik (WK), Orang Muda Katolik (OMK) dan Serikat Kepausan Anak-Anak Misioner (SEKAMI).

2. Stasi St. Renya Rosari Bunyu

Pusat stasi terletak di Kecamatan Bunyu. Stasi Bunyu berawal dari para karyawan Katolik di perusahaan BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij). Pembangunan gereja yang pertama dilakukan pada tahun 1949; karena tidak dapat digunakan lagi kemudian dilakukan pembangunan kembali sekitar tahun 1977. Pada tahun 1996 kembali dilakukan pemugaran gereja (gedung) yang kemudian diresmikan pada tanggal 5 Oktober 1996 oleh Bupati Bulungan R.A. Bessing dan diberkati oleh Uskup Samarinda Mgr. Florentinus Sului Hajang Hau MSF --saat itu Keuskupan Tanjung Selor belum terbentuk. Stasi Bunyu memiliki 4 basis yaitu St Matius, St Markus, St Lukas, St Yohanes.

Jarak dari Pusat Paroki ke Stasi Bunyu adalah sekitar 40 km dan hanya dapat ditempuh dengan speed. 

3. Stasi St. Eugenius Tana Lia

Pusat stasi terletak di Kecamatan Tana Lia di Kabupaten Tana Tidung; mayoritas umat adalah transmigran dari Maumere - Flores. Stasi Tana Lia terbentuk pada tahun 2006 bersamaan dengan didirikannya bangunan gereja yang menggunakan pelindung St. Eugenius.

Jarak dari pusat paroki ke stasi Tana Lia sangat jauh dan hanya dapat ditempuh dengan speed kecil melewati sungai dan juga motor pada jalan darat. Dikarenakan jarak dan akomodasi yang sulit, maka pelayanan ke stasi ini hanya dapat dilakukan sebanyak satu kali dalam dua atau tiga bulan. Hal ini juga dipengaruhi dengan terbatasnya jumlah pastor yang ada di pusat paroki (hanya ada 2 pastor yang melayani satu pusat paroki dan 3 stasi yang jaraknya saling berjauhan).

Gereja stasi Tana Lia sendiri masih terbuat dari kayu dan dibangun seadanya. Perlengkapan misa belum ada, sehingga pastor yang bertugas ke stasi ini harus membawa sendiri perlengkapan misa. Umat di stasi ini berjumlah sekitar 60 orang termasuk anak-anak yang kesemuanya adalah warga transmigrasi dari daratan flores. (AJM)